Pada masa kehamilan, ibu perlu lebih selektif dalam memilih makanan. Terdapat beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena berpotensi mengandung bakteri, parasit, atau zat berbahaya yang dapat memengaruhi kesehatan ibu serta perkembangan janin. Memahami jenis makanan ini adalah langkah penting untuk menjaga kehamilan tetap aman dan sehat.
Mengapa Pemilihan Makanan yang Tepat Itu Penting?
Apa yang ibu hamil konsumsi akan berdampak langsung pada kondisi tubuh serta pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Oleh sebab itu, ibu hamil dianjurkan untuk lebih cermat dalam memilih makanan, khususnya dengan menghindari makanan yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Risiko Infeksi Akibat Makanan Terkontaminasi
Beberapa makanan tertentu berisiko terkontaminasi oleh bakteri atau parasit yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin, seperti:1. Listeria monocytogenes
Bakteri ini sering ditemukan pada tanah, air, dan makanan mentah seperti daging, sayuran, serta produk susu yang belum dipasteurisasi. Infeksi Listeria sangat berbahaya karena bakteri ini dapat melewati plasenta dan menyebabkan komplikasi serius, termasuk kelahiran prematur, kematian janin, atau keguguran.2. Toxoplasma gondi
Parasit ini dapat menyebabkan toksoplasmosis, yang biasanya terjadi akibat konsumsi daging kurang matang atau kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi. Infeksi ini berpotensi mengganggu perkembangan janin dan meningkatkan risiko keguguran.3. Salmonella
Bakteri Salmonella sering ditemukan pada makanan seperti daging setengah matang, telur mentah, atau buah yang tidak dicuci bersih. Infeksi bakteri ini dapat menimbulkan gejala seperti diare, demam, dan kram perut, yang berisiko menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil.Jenis Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi
Berikut adalah daftar makanan yang disarankan untuk dihindari oleh ibu hamil karena potensi bahayanya:1. Ikan Laut dengan Kandungan Merkuri Tinggi
Beberapa jenis ikan, seperti tuna, ikan todak, makarel, dan marlin, diketahui mengandung merkuri dalam kadar tinggi. Paparan merkuri berlebih dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf janin. Sebagai alternatif, ibu hamil dapat mengonsumsi ikan yang rendah merkuri seperti sarden atau salmon, dengan batas konsumsi maksimal 340 gram per minggu.2. Daging Mentah atau Setengah Matang
Makanan seperti sushi, sashimi, atau steak yang belum matang sempurna berisiko mengandung bakteri atau parasit yang berbahaya. Oleh karena itu, daging yang dikonsumsi harus dimasak hingga benar-benar matang agar aman untuk ibu hamil.3. Telur Mentah atau Setengah Matang
Telur yang tidak dimasak hingga matang dapat membawa bakteri Salmonella. Meskipun tidak langsung memengaruhi janin, infeksi Salmonella dapat menyebabkan muntah dan diare, yang berpotensi membuat ibu hamil mengalami dehidrasi.4. Susu Mentah atau Tanpa Pasteurisasi
Susu yang tidak dipasteurisasi memiliki risiko mengandung bakteri Listeria. Untuk menjaga keamanan konsumsi, pilihlah produk susu yang telah melewati proses pasteurisasi.5. Keju yang Terbuat dari Susu Mentah
Keju tertentu, seperti keju brie atau camembert, sering kali dibuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, sehingga berisiko terkontaminasi bakteri Listeria. Sebagai gantinya, ibu hamil dapat memilih keju keras seperti cheddar dan parmesan, atau keju lembut dari susu pasteurisasi seperti mozzarella atau ricotta.6. Hati dan Produk Olahannya
Meskipun hati kaya akan nutrisi, kandungan vitamin A yang tinggi dapat membahayakan janin jika dikonsumsi berlebihan. Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi konsumsi hati, maksimal 40 gram dalam satu bulan.7. Sayuran dan Buah yang Tidak Dicuci
Sayur dan buah yang tidak dicuci bersih dapat mengandung bakteri atau pestisida yang berbahaya. Pastikan mencuci bahan makanan ini di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi, dan hindari buah atau sayuran yang sudah rusak atau layu.Langkah Aman dalam Memilih Makanan
Untuk menjaga kesehatan selama kehamilan, ibu hamil dapat mengikuti beberapa langkah berikut:• Hindari konsumsi makanan mentah atau setengah matang.
• Pastikan semua bahan makanan dicuci dan dimasak hingga matang sempurna.
• Pilih produk susu dan keju yang telah dipasteurisasi.
• Konsultasikan pola makan dengan dokter untuk memastikan kebutuhan nutrisi harian terpenuhi.